Ayah

BdJa7yMCIAAsNxu

4 Januari 1954

Satu hari dimana Tuhan mempersilahkan seorang umatnya untuk hadir di dunia ini.
Suatu hari yang dikemudian waktu selalu diperingati sebagai hari ulang tahun.
Yaa, di setiap waktu yang terulang, sudah sepantasnya umat-Nya senantiasa bersyukur atas hari-hari yang dilaluinya.

13 Februari 1997

Sebuah hari dimana Tuhan berpikir untuk menjemput kembali umat-Nya.
Hari yang tentu saja sulit untuk diterima oleh orang-orang yang mencintai umat-Nya tersebut.
Bagaimana tidak, disaat itu, pasangan hidupnya sudah harus menerima kenyataan pahit, bahwa orang yang dikasihinya sudah harus meninggalkan dunia ini.
Banyak orang yang tidak terima dengan kejadian ini, termasuk keturunannya.
Menjalani hidup seorang diri dan harus menjaga serta merawat anak-anaknya.
Dan itu harus dilalui sepanjang hari di setiap waktunya.
Tentu bukan hal yang gampang memang.

4 Januari 2014

Hari ini kembali terulang.
Hari yang sekali lagi diberikan Tuhan kepada umat-Nya.
Namun, yang berbeda ialah di hari ini, umat tersebut sudah berada di haribaan sang Empunya Hidup.
Tidak ada lagi senyum dan canda tawanya di dunia ini.
Tidak ada lagi jasmaninya yang menghiasi hidup ini.
Tidak ada lagi kebaikannya yang dapat dirasakan secara langsung oleh orang-orang sekitarnya.
Tapi satu hal yang ingin aku katakan pada hari ini,
“Terimakasih Tuhan, Terimakasih”
Karena atas rencana-Mu, kami semua bisa bertahan hingga sekarang.
Karena atas kehendak-Mu, kami bisa mengingat bahwa kami memiliki seseorang yang tangguh.

Karena atas kuasa-Mu, kami bisa tahu bahwa rencana dan kehendak yang Engkau berikan melalui momen ini adalah pelajaran hidup yang begitu berharga.
Memang tidak mudah Tuhan untuk menerima kenyataan ini.
Tapi, itu bukan berarti menjadi penghalang bagi kami untuk meneruskan hidup ini.
Memang sulit pada awalnya untuk menyadari bahwa ia tidak ada lagi disini.
Namun, melalui hal ini, Tuhan menyibakkan hal-hal indah yang ada padanya untuk senantiasa diteladani.
Sekarang, melalui Engakau sajalah Tuhan, kami sekeluarga ingin menitip pesan kepadanya.
Beritahu ia, bahwa kami baik-baik saja disini.
Beritahu ia, bahwa kami senantiasa meneladani sosoknya untuk menjadi panutan.
Beritahu ia, bahwa kami akan melampauinya dalam segala hal.
Beritahu ia, bahwa kami akan selalu mengingat dan mencintainya.
Beritahu ia, bahwa kelak akan kami bahagiakan pasangan hidupnya.
Beritahu ia, bahwa akan tiba waktunya, kita sekeluarga akan berkumpul di dekapan Tuhan, tanpa harus ada perasaan takut akan kehilangan.
Karena satu yang akan aku tuju, menjadi sosok pria yang akan jauh melampaui dirinya.
Bukankah setiap anak laki-laki harus bercita-cita seperti itu, iya kan Ayah…

Tinggalkan komentar